10 January 2010

Jamu Sebagai Obat Resep Dokter

Tak Lama Lagi akan tersedia Dokter, Resep, Klinik, dan Apotek Khusus Jamu. Jamu adalah bahan atau ramuan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, mineral,  sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan.

Kini masyarakat indonesia lebih percaya dengan makanan atau obat-obatan yang berasal dari alam (Motto ”Back to nature”). Motto ini merupakan seruan bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan kesembuhan dari obat alam. Obat alam yang diolah menjadi obat tradisional dengan bahan tidak tercampur dengan bahan kimia, tidak terdapat bahan pengawet, dan aman dikonsumsi.


Industri jamu memasuki babak baru seiring keputusan pemerintah mengembangkan uji ilmiah (saintifikasi) jamu berbasis pelayanan kesehatan. Tujuannya agar masyarakat maupun dokter menjadi yakin memanfaatkan jamu sebagai pengobatan resmi. Program saintifikasi itu dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (6/1). Endang mengatakan, di tengah masih mahalnya harga obat karena, antara lain, 95 persen bahan bakunya masih impor, jamu yang asli Indonesia dapat menjadi alternatif menjaga kesehatan terutama untuk tindakan preventif, promotif, rehabilitatif, dan paliatif.



Dokter enggan menggunakan jamu karena mereka berpegang pada terapi yang telah mempunyai bukti dan landasan ilmiah (evidence based). Saintifikasi itu bertujuan untuk memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan. Pemerintah daerah akan mendukung lewat kemudahan perizinan agar para dokter yang menggunakan jamu tersebut tidak menemukan kesulitan dalam menjalankan praktiknya.

Selama ini, terdapat 240-400 jenis jamu yang diedarkan di pasar dalam negeri dan 80 jenis di antaranya juga diekspor ke Taiwan, Hongkong, dan Arab Saudi. Jamu tersebut dapat digunakan untuk hampir semua penyakit. Sebelum adanya program saintifikasi, sudah terdapat 5 jenis fitofarmaka dan 12 jenis obat herbal terstandar yang bisa dikonsumsi sebagai obat karena telah melewati uji klinis. Akan tetapi diperlukan dokter khusus herbal, terutama dokter muda, yang nantinya dapat membuka praktik di klinik herbal untuk mendukung program saintifikasi jamu ini. ”Ada sekitar 60.000 dokter muda di Indonesia yang berpotensi menjadi dokter herbal. Adapun dokter-dokter tua masih susah diubah paradigmanya. Setelah dianggap kompeten, dokter tersebut dapat mengeluarkan resep jamu sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Jangan lagi punya anggapan bahwa jamu adalah obat zaman dulu atau hanya cocok untuk orang tua. Dalam perkembangannya, salah satu kekayaan asli budaya Indonesia itu kini menjadi potensi ekonomi yang kian diperhitungkan. Bahkan, ke depan jamu siap membuka peluang pasar baru industri pengobatan nasional.

No comments:

Post a Comment